Tampilkan postingan dengan label Informasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Informasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 November 2017

Jerawat Batu Di Dagu, 5 Penyebab Dan Cara Mengatasinya

Jerawat! Kotoran bulat kecil merah di muka ini kerap banget buat sebel. Cewek mana sih yang nggak sebel kalau jerawat tiba-tiba muncul? Apalagi kalau jerawat batu. Udah besar, kesulitan hilang lagi. Apalagi kalau timbulnya di moment yang nggak pas banget, di tempat kulit yang ganggu banget. Duh, sebelnya bukan main!?

Jerawat batu seringkali keluar di banyak tempat. Wajah, punggung, perut, tangan, atau tempat kulit peka lainnya, nggak kalau juga di dagu. Nah, riset menunjukkan kalau dagu adalah tempat yang kerap didatengin jerawat dan juga tidak benar satu yang paling kesulitan diatasi. Cara terbaik dalam menyingkirkan jerawat batu di dagu adalah dengan mengetahui penyebabnya. Penyebab jerawat di dagu tiap orang beda-beda. Yuk, kesimpulan jerawat batu di dagumu. Kira-kira kenapa ya?

5. Kebiasaan Menekan Jerawat

menyingkirkan jerawat

Kebiasaan bandel ini yang bukannya membuat sembuh tapi justru buat kulit iritasi dan jerawat batu di dagu tambah parah. Cara menangani jerawat sebaiknya nggak bersama menghimpit jerawat ya, walupun kadang senang gemes sendiri mirip jerawat, tapi jangan kembali deh menghimpit jerawat. Kalau tanganmu menyentuh jerawat batu, mampu menjadi jerawat tambah mengalami pembengkakan dan tambah gawat sebab bakteri dan kotoran berasal dari tangan dan debu mampu menginfeksi kulit wajah.

4. Produksi minyak berlebih

wajah berminyak

Dalam dagu, tersedia yang namanya kelenjar minyak sabasea yang enteng banget mengolah minyak didalam kuantitas banyak. Selain itu, dagu adalah zona T terhadap wajah yang merupakan tempat sering berminyak. Selain gara-gara emang enteng berminyak, mengolah minyak berlebih terhadap dagu dapat disebabkan gara-gara keringat dan racun didalam tubuh. Hal ini dapat menyumbat pori-pori kulit terhadap dagu yang kelanjutannya memunculkan jerawat batu.

Cara mengatasi kulit berminyak penyebab jerawat batu ini adalah bersama mengkonsumsi makanan sehat, banyak minum air putih untuk menyingkirkan racun didalam tubuh, serta rajin membersihkan wajah sesibuk apa-pun aktivitasmu.

3. Stres

stres

Stres memiliki korelasi yang kuat sama penyakit kulit layaknya komedo, bruntusan, jerawat, sampai jerawat batu terutama di dagu. Gara-gara stres, hormon jadi nggak seimbang yang terhadap pada akhirnya bakal menimbulkan penekanan di wajah. Cara menyingkirkan jerawat batu akibat stres nggak lain adalah bersama dengan merilekskan pikiran. Lakukan relaksasi dan buang jauh-jauh pikiran negatif kamu.

2. Salah pakai kosmetik


Penggunaan kosmetik seringkali jadi penyebab munculnya jerawat batu. Alih-alih menyingkirkan bekas jerawat dan mengatasi jerawat, cewek jadi cenderung nggak perhatian mirip kosmetik yang dipakai. Kosmetik yang mengfungsikan bahan kimia dan nggak cocok mirip tipe kulit justru bakal mengakibatkan pori-pori kulitmu rusak. Solusinya, pilihlah tipe kosmetik yang ramah mirip kulitmu jika kudu konsultasikan ke dokter terutama dahulu.

1. Faktor genetik

genetik

Jerawat batu di dagu nggak hanya disebabkan sama faktor lingkungan, tetapi tersedia juga faktor genetik. Mengatasi kulit berminyak dan berjerawat akibat faktor genetik ini yang paling gampang-gampang susah. Sarannya, kamu mesti jalankan tindakan preventif untuk menahan terjadinya jerawat batu di dagu. menjauhi kegiatan penyebab jerawat seperti yang udah disebutkan terhadap poin sebelumnya serta menjalani pola hidup sehat.

Nah dengan makin lama memahami sama penyebab jerawat batu di dagu, otomatis sekarang kamu udah segera mampu praktikin solusinya, kan? Jerawat batu itu jangan dibawa stres, ntar tambah nggak selesai-selesai jerawatnya. Semoga langkah menangani jerawat batu di dagu ini berguna dan buat jerawatmu lekas hilang ya!

Selasa, 31 Oktober 2017

Warga Bringinan Ponorogo Patungan Beli Mobil Siaga


Desa Bringinan - Semangat luar biasa, selalu kompak dan gotong royong dalam semua kegiatan untuk memajukan desa terus ditunjukkan oleh warga yang tinggal di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Betapa tidak, warga Desa Bringinan, Ponorogo ini tidak mau menunggu lama bantuan dari pemerintah, mereka lebih memilih melakukan patungan sesama warga satu desa demi mewujudkan tersedianya Mobil Siaga.

Menurut Kepala Desa atau Kades Bringinan, Barno warga desanya saat ini memiliki Ambulance Desa Bringinan. “Mobil Siaga atau Ambulance Desa Bringinan adalah sebagai wujud pelayanan untuk masyarakat Desa Bringinan dan mobil ini didapatkan dari urunan atau gotong royong masyarakat, pemuda-pemudi di dalam Desa Bringinan maupun yang menjadi TKI di luar negeri,” kata Barno, Jum’at (20/10/2017).

Barno memiliki tekad masyarakat desa Bringinan harus sehat. “Itu adalah salah satu idam-idaman Pemerintah Desa Bringinan. Sehat adalah nomor satu dan sehat adalah utama,” paparnya.

Menurutnya, Mobil Siaga Desa atau Ambulance Desa Bringinan merupakan bentuk komitmen masyarakat Desa Bringinan dalam hal menjaga kesehatan masyarakat, bahwa sehat sangatlah penting.

Barno mencontohkan, untuk mengantarkan masyarakat ke Rumah Sakit di Kota Ponorogo atau ke Pukesmas Jambon dinilai lebih cepat dan efesien dengan menggunakan Mobil Siaga. “Untuk pelayanan lansia atau mengantarkan warga yang menderita gangguan jiwa untuk berobat, masyarakat difabel, dan lainnya juga sangat penting,” terangnya.

Keren, Aksi Linmas Cantik Desa Bringinan Siap Menjadi Pelindung Masyarakat

limnas bringinan

Desa Bringinan Jambon - Siapa bilang wanita tidak bisa menjadi pelindung masyarakat? Untuk membuktikannya, 18 ibu-ibu hingga nenek-nenek di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, bertekad menjadi anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) atau yang dulu dikenal sebagai Hansip.

Mengenakan seragam khas Linmas yaitu pakaian beserta celana berwarna hijau, 18 wanita petugas Linmas dari Desa Bringinan berlatih baris berbaris di lapangan desa setempat, Rabu (22/3/2017) sore. Selain memakai seragam berwarna hijau, mereka juga kompak mengenakan hijab berwarna hijau.

Dari 18 ibu-ibu dan nenek-nenek yang menjadi anggota Linmas itu, hanya beberapa orang yang terlihat proporsional menjadi petugas Linmas. Beberapa orang mengenakan seragam Linmas yang kebesaran.

Tidak semua wanita anggota Linmas itu mengenakan sepatu, beberapa mengenakan sandal. Sepatu yang dikenakan pun tidak seperti petugas Linmas pada umumnya yang berupa bot, mereka mengenakan sepatu model kets, snikers, dan lainnya.

Komandan Tim Linmas Wanita Desa Bringinan, Yayuk Riani, 25, mengatakan satu tim wanita Linmas di Desa Bringinan terdiri dari 18 anggota. Anggota Linmas ini bertugas layaknya anggota Linmas laki-laki yang juga ada di desa tersebut.

Dia menuturkan wanita Linmas di Desa Bringinan dibentuk pada 2015 lalu. Saat itu, wanita Linmas ini bertugas menjaga tempat pemungutan suara (TPS) Pilkada Ponorogo. Selain menjaga TPS, tugas mereka juga menjaga setiap ada kegiatan masyarakat mulai dari acara pernikahan, upacara, perkemahan, dan lainnya.

“Terakhir, kami ikut menjaga keamanan acara perkemahan tingkat Kecamatan Jambon yang dilaksanakan di Desa Bringinan. Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan semua kondisi terkendali,” kata dia kepada Madiunpos.com seusai berlatih baris berbaris, Rabu.

Yayuk menuturkan 18 wanita Linmas di Desa Bringinan ini usianya beragam, namun seluruhnya sudah berkeluarga dan memiliki anak. Bahkan, ada beberapa anggota yang sudah memiliki cucu.

“Ini tidak hanya ibu-ibu, nenek-nenek juga ikut menjadi anggota Linmas. Usia anggota paling muda 25 tahun dan paling tua 56 tahun,” ujar dia sembari tertawa.

Dia menuturkan kesediaan perempuan di Desa Bringinan menjadi petugas Linmas karena ingin berpartisipasi menjaga keamanan wilayah tersebut. Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan pengalaman dari kegiatan yang mereka ikuti tersebut.

“Kami merasa senang dan bangga menjadi anggota Linmas. Kami tidak malu mengenakan seragam ini,” ujar ibu yang bekerja sebagai buruh tani ini.

Meski menjadi anggota Linmas, kata dia, seluruh wanita anggota Linmas tersebut tidak pernah melupakan atau melalaikan kewajiban di rumah sebagai ibu rumah tangga. Seluruh kebutuhan di rumah dipastikan terpenuhi dahulu sebelum mereka mengikuti kegiatan.

“Seperti kegiatan latihan baris berbaris sore ini, kami sudah mempersiapkan makan siang sejak sebelum pukul 12.00 WIB. Ini supaya kalau anak pulang sekolah bisa langsung makan dan tidak mencari ibu mereka yang sedang latihan baris berbaris,” jelas dia.

Sumber : Solo Pos

Sejarah Berdirinya Rumah Baca Desa Bringinan Ponorogo

Rumh baca bringinan

Membaca sebagai jendela dunia sepertinya dipahami betul oleh Kepala Desa Bringinan, di Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, Subarno. Ia pun membangun dan mewakafkan Rumah Baca untuk warga Desa Bringinan. Tepat tanggal 24 Januari 2015, ia meresmikan dan memberikan bangunan dan tanah miliknya untuk dimanfaatkan sebagai tempat membaca bagi anak-anak.

Awalnya, ia prihatin dengan kurangnya arena bermain bagi anak-anak di desanya. Ia kemudian tergerak mulai mengumpulkan sumbangan buku dari bannyak pihak. Meski bangunan rumah baca ini terlihat sederhana, perlahan namun pasti berbagai sumbangan dari berbagai pihak mulai berdatangan. Seperti buku, meja, kursi, komputer bahkan beberapa gamelan tradisional. Anak-anak dibebaskan bermain dan belajar di sini.
Subarno menjelaskan, rumah baca ini merupakan salah-satu keinginan terbesarnya yang ingin berkontribusi lebih bagi desanya. Meski awalnya saat membangun pertama, fasilitas belum lengkap, namun antusiasme anak-anak untuk berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya membuatnya yakin suatu saat ada jalan. “Dan, ternyata benar, perlahan fasilitas-fasilitas itu datang dari berbagai pihak, seperti buku, meja dan komputer,” jelasnya, Minggu (25/12/2016).
Setiap malam Minggu dan malam Rabu, anak-anak diwajibkan ikut belajar Bahasa Jawa bersama. Anak-anak yang ikut pun tidak ditarik biaya alias gratis, bahkan setiap anak diberi buku dan kaos gratis. Hal ini untuk menarik minat anak-anak belajar bersama. “Selain hari itu, anak-anak saya bebaskan bermain di sini. Tetangga pun saya beri surat perjanjian, kalau tidak akan memarahi anak-anak yang ramai di sini karena bermain gamelan,” ujarnya.
Sayangnya, meski fasilitasnya sudah mulai terisi, tenaga pengajar di sini masih sangat kurang. Hanya ada beberapa anggota Karang Taruna yang datang dan ikut membantu mengajar anak-anak. “Saya ingin mencari guru untuk anak-anak, saya sanggup memberikan uang transportasi, tapi saya tidak bisa memberikan gaji karena tidak ada dananya,” cakapnya.
Meski anak-anak ini tidak memiliki pengajar untuk mengajari cara bermain gamelan, terlihat beberapa anak pandai dengan sendirinya bermain gamelan seperti demong dan gong. “Anak-anak saya bebaskan bermain, makanya saya membuat surat perjanjian dengan para tetangga, jangan ada yang marah bila anak-anak bermain gamelan. Tapi bagusnya, meski tidak ada pengajar, anak-anak ini bisa memainkan alat musik gamelan,” tuturnya.
Tidak hanya bermain dan belajar, Subarno juga ingin mengajarkan manajemen keuangan untuk anak-anak dengan menyediakan wadah celengan yang dibuka setiap setahun sekali. Dan, yang memiliki banyak nilai tabungannnya akan diberikan hadiah oleh Subarno. “Belajar menabung sejak dini itu penting, bagaimana anak-anak ini mengatur uang jajannya. Daripada uangnya habis buat jajan lebih baik ditabung dan dipanen nanti,” pungkasnya.
Sumber :http://www.cendananews.com

Rabu, 18 Oktober 2017

Pesta Rakyat Desa Bringinan

pesta rakyat desa bringinan

BRINGINAN, JAMBON –  Puluhan ribu  warga Desa Bringinan dan sekitar  tumplek blek di Lapangan olah raga Desa Bringinan Kecamatan Jambon dalam rangka menghadiri tasyakuran pesta rakyat, Sabtu (31/10)  lalu. Tasyakuran pesta rakyat ini terselenggara atas kekompakan dan gotongroyong dari warga desa Bringinan. Mulai dari perangkat desa, BPD, Karangtaruna, RT/RW, tokoh masyarakat, warga Bringinan yang menjadi TKI  dan sponsor.

Tradisi tahunan diperingati dengan melibatkan semua warga Desa Bringinan dan sudah berlangsung secara turun temurun dan terus dilestarikan. Hal ini diungkapkan Barno, SH selaku kepala Desa Bringinan saat memberikan sambutan dihadapan ribuan warga yang memadati lapangan olah raga milik Desa Bringinan ini.  Uniknya selain acara istighosah dan selamatan juga digelar, seni gajah-gajahan, seni Reoyog dan malam harinya digelar pertunjukan Ketoprak  Ngesti Budoyo asal Desa Krebet mengambil lakon Babad  Alas  Mentaok semalam suntuk.

“Selain nguri-nguri tradisi yang ada sejak nenek moyang dahulu.  Tasyakuran Pesta Rakyat  ini kami tujukan untuk keselamatan seluruh warga desa kami . Semoga satu tahun ke depan diberikan kemakmuran keselamatan oleh Allah SWT”, ujar Barno yang juga sebagai direktur Pupuk Organik Star Baruno.

Barno juga mengemukakan , tradisi Tasyakuran Pesta Rakyat Bringinan  ini merupakan tradisi “nylameti “ desa selama satu tahun. Oleh karena itu biaya yang timbul dari pelaksanaan acara ini hasil urunan seluruh warga desa,  sesuai dengan kemampuannya masing-masing. “Saya bangga sebagai kepala desa Bringinan melihat kekompakan dan kegotongroyongan  warga demi suksesnya kegiatan tasyakuran pesta rakyat Bringinan,” lanjutnya. Ia juga menandaskan, Desa Bringinan sekarang beda jauh dengan yang dulu.

Kemajuan yang telah dicapai Desa Bringinan terus bergerak maju dan sejajar dengan desa lainnya. Hal ini terbukti pembangunan infratuktur sudah banyak dilakukan. “Selama Saya memimpin desa Bringinan selama dua tahun ini sudah bisa dirasakan warga Bringinan. Mulai dari jalan tembus antar desa, plengsengan jalan, pengaspalan jalan, pengecoran jalan, normalisasi sungai sekaligus jalan tembus, pertanian dengan irigasinya, pengembangan SDM perangkat desanya dan yang paling penting transparansi dalam segala hal. Dan Saya akan terus menggelorakan revolusi mental demi kemajuan desa Bringinan,” paparnya.

Pada kesempatan itu Barno usai menerima buku sejarah Desa Bringinan dari tokoh Bringinan Pak Wajib mengatakan, sejarah Desa Bringinan sesuai yang sering Saya dengar mitos  bahwa anak anak Bringinan tidak bisa keluar, tidak bisa tampil. Maka pada kesempatan ini,  Desa Bringinan Saya buka dan ini terbukti. “Seperti contohnya putra dari Pak Yadi saat ini mengambil S2 dikuala lumpur, juga putra dari pak Wajib mendapatkan bea siswa di Bogor dan lainnya,” papar  Barno.

Dikatakan, berkat perjuangan bersama Saya dan perangkat desa dibantu warga Bringinan agar Desa Bringinan bisa dikenal di Kabupaten Ponorogo. “Kalau dulu Bringinan tertutup oleh Desa Bringin. Sekarang desa Bringinan sudah saya buka blak, dan mereka sudah tahu dan mengerti Desa Bringinan Kecamatan Jambon itu ada. Jadi sudah terpendam lagi,” tambahnya.

Pihaknya akan terus membangkitkan pemuda-pemuda Bringinan untuk terus maju dan berkembang. Jadi saya harapkan para orang tua bisa menghormati para pemuda desa Bringinan untuk maju. “Adanya Saya menjadi lurah karena ada Bringinan. Dan Bringinan ini adalah peninggalan dari yang babat Desa Bringinan. Dan ini pihaknya  sudah  menyiapkan sejarah Desa Bringinan sesuai dengan urut-urutan cerita  berdirinya Desa Bringinan,” tukasnya.

Sumber : Media Mataraman

Senin, 03 April 2017

Kegiatan Gotong Royong Masyarakat Desa Bringinan

Masyarakat Desa Bringinan - Semangat membangun desa dengan bergotong royong terus dijaga oleh masyarakat Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur hingga saat ini. Terbukti saat memperbaiki MCK dan tempat Wudhu Masjid Al Munawaroh Desa Bringinan yg dilakukan oleh warga RT 02/02 Dukuh Dondong Desa Bringinan Kec Jambon. 


Masyarakat Desa Bringinan berbondong - bondong menuju lokasi kegiatan gotong royong. Semangat gotong royong di Desa Bringinan tak pernah surut terkikis jaman.  Masyarakat merasa mempertahankan kearipan lokal, turunan para  nenek moyang sudah menjadi hal yang perlu di lestarikan dan di pertahan kan.

Suasana gotong royong dan kekeluargaan sangat terasa dalam proses pembangunan ini, dapat dilihat dari proses pembangunan masjid yang melibatkan warga sekitar mulai dari yang muda hingga yang tua, semua bahu membahu melakukan pembangunan masjid kebanggaan warga ini. Pada waktu istirahat pun diadakan makan bersama, dimana makanan sebelumnya telah disediakan dan dimasak oleh ibu-ibu. Suatu budaya yang sederhana, namun patut dipertahankan karena sangat bernilai.




Kegiatan gotong royong di masyarakat perlu tetap dijaga dan bisa tumbuh terus-menerus. Dari kegiatan bergotong royong bisa dijadikan sebagai upaya perkembangan desa dan menjadi pemecahan suatu masalah. Terlebih kesatuan dan kebersamaan dalam bergotong royong juga semakin meringankan apapun yang akan dilakukan secara bersama-sama.

Mari tetap kita jaga citra masyarakat Desa Bringinan yang peduli dan mau bekerja sama dalam memajukan desa melalui kegiatan gotong royong. Good Job desa ku tercinta, semoga kdepan nya lebih maju.

Desa Bringinan Rintis Bangun Tugu Pancasila Tumbuhkan Rasa Patriotisme

Desa Bringinan kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah pedesaan yang jauh dari hiruk ramai perkotaan. Meski demikian loyalitas dan semangat membangun nggak mau kalah di banding perkotaan. Termasuk dalam hal pembangunan infrastruktur, desa bringinan semenjak dipimpin oleh kades Subarno terbilang cukup pesat.

Tak hanya bidang infrastruktur, dalam bidang bela negara dan cinta tanah air pun juga mulai diperhatikan oleh desa yang berada di perbatasan antara kecamatan jambon danbalong ini.

Monumen Tugu Pancasila, inilah sebuah prestasi terbaru yang di sajikan oleh masyarakat desa Bringinan sebagai bentuk ke kecintaan kepada NKRI. Bangunan ini di dirikan di atas tanah desa Bringinan tepatnya di dukuh Kedung Desa Bringinan dan di bangun se ara swadaya masyarakat. " Tugu Pancasila ini kota dirikan untuk membangkitkan rasa Patriotisme kepada masyarakat khususnya bringinan dan umumnya di kabupate  Ponorogo." terang Bpk Barno.
Lebih lanjut menurut Bpk Barno, masyarakat Indonesia pada umumnya saat ini sudah mulai pudar rasa kebangsaan dan patriotismenya. Mereka tidak sadar bahwa kepentingan bangsa dan negara harus kita utamakan dan harus kita tempatkan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Itulah sebabnya Tugu Pancasila ini di bangun, semua itu untuk menjadikan wahana dan sarana pengingat-ingat bahwa dalam Pancasila terdapat 5 Sila yang semuanya harus di laksanakan oleh warga Indonesia.

Selain itu, masih menurut Bpk Barno, Tugu Pancasila ini juga bertujuan untuk edukasi bagi putra-putri di Bringinan kususnya. "Ini yang lebih penting lagi bagi putra-putri kita untuk menanamkan rasa kebangsaan danpatriotisme ini sejak usia dini."paparnya.